Asuhan Keperawatan Dan Diagnosa Keperawatan Keluarga Bronkitis Terbaru 2016

Asuhan Keperawatan Dan Diagnosa Keperawatan  Keluarga  bronkitis
BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Praktek Keperawatan Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakatdengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melekukan upaya pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas adalah keluarga sehingga dikenal dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat Puskesmas.
Menurut Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, Perawat Kesehatan Keluarga, 1978), selama ini perawat kesehatan diakui dan dihormati sebagai anggota tim Kesehatan karena sifat-sifat pribadi dan kemampuannya sebagai individu bukan karena kemampuan profesionalitasnya sebagai perawat. Hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan atau ketidakmampuan perawat untuk menegaskan perannya, tidak ada polahan yang sama dalam keperawatan dan tidak ada kesepakatan perawat tentang peranan sebenarnya dari perawat. Tentu dalam hal ini termasuk juga perawat kesehatan masyarakat dalam kondisi seperti ini, praktek keperawatan kesehatan masyarakat seperti tidak nampak untuk dinikmati oleh masyarakat dari perawat sebagai sebuah profesi, oleh karena itu kehadiran perawat dalam tim kesehatan hanyalah sebagai pelengkap belaka terutama sebagai pembantunya dokter.
Jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia yang beraneka ragam tanpa adanya batasan yang jelas akan peran dan fungsi masing-masing semakin mempersulit praktek Keperawatan Komunitas. Belum adanya standart praktek Keperawatan Komunitas yang diakui berdasarkan kesepakatan masyarakat Keperawatan Indonesia mengakibatkan praktek Keperawatan Komunitas menjadi kabur. Termasuk belum adanya jenjang spesialisasi perawat Komunitas mengakibatkan persepsi konsep Keperawatan Komunitas ditafsir secara sendiri-sendiri oleh perawat dan tidak adanya figur narasumber yang bisa didengar dan dipanuti berdasarkan tingkat kepahaman. Konsep Keperawatn Komunitas yang ada saat ini masih merupakan adopsi dari konsep-konsep luar negeri yang belum tentu cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas maka tantangan perawat kesehatan masyarakat begitu berat untuk dipecahkan. Namun Keperawatan Nasioanal Indonesia sebagai sebuah profesi yang diakui berdasarkan hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1985 dituntut mampu memecahkan berbagai persoalan tersebut sebagai konsekwensi profesi masyarakat Keperawatan yang tergabung dalam wadah PPNI harus mampu merumuskan bersama akan peran, fungsi dan standart praktek Keperawatan Komunitas. Perlu dirujuk kembali berdasarkan ketentuan WHO (Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, 1978) dimana untuk mencapai sasaran kesehatan masyarakat Perawat Kesehatan harus mendapat tanggungjawab yang lebih luas dalam hal diagnostik dan penggobatan.

B.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dan bagaimana upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada aspek peran serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatan dan mempetahankan status kesehatan sebagai tujuan praktek Keperawatan Komunitas perlu dilakukan berbagai studi dalam Kontes Keperawatan Komunitas. Namun karena dibatasi oleh waktu dan biaya maka penulisan ini hanya didasarkan pada studi Kasus Perawatan Kesehatan Keluarga dengan fokus pengalaman belajar yang ditekankan pada aspek Metode Proses Keperawatan yang meliputi :
1.    Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga ?
2.    Bagaimana menetapkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga ?
3.    Bagaimana menetapkan perencanaan keperawatan kesehatan keluarga ?
4.    Bagaimana melaksanakan perawatan kesehatan keluarga ?
5.    Bagaimana melaksanakan evaluasi perawatan kesehatan keluarga ?

C.    Tujuan
1.    Tujuan Umum :
Untuk memepelajari penerapan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga secara konprehensip dengan menggunakan Metode Proses Keperawatan.
2.    Tujuan Khusus :
a.    Agar mampu menerapkan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga.
b.    Agar mampu menegakkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga.
c.    Agar mampu membuat perencanaan keperawatan kesehatan keluarga.
d.    Agar mampu menginplementasikan keperawatan kesehatan keluarga.
e.    Agar mampu melakukan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga.
BAB  II
TINJAUAN KASUS
A.   Pengkajian Keluarga
I.    Data Umum :
1.   Nama Kepala Keluarga    :    Bapak Kamsir     (Umur : 66 tahun).
2.   Alamat dan Telepon         : Gunung Anyar Lor, RT 01, RW 01 Kel. Gunung Anyar.
3.   Pekerjaan Kepala Keluarga    :    Tukang batu dan kayu.
4.   Pendidikan Kepala Keluarga  :    SD tidak tamat.
5.    Komposisi Keluarga    :

No
Nama
Jenis Kelamin
Hubungan dengan KK
Umur
Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
Ibu Zuroh
Abdul Anas
Abdul Somat
Habibie
Indahtul. A
P
L
L
L
P
Isteri
Anak
Anak
Anak
Anak
40 th
18 th
17 th
11 th
  8 th
SD
STM
SMU
SD
SD

6. Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Pak Kamsir, Ibu Kamsir dan keempat anak kandung.
7. Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Pak Kamsir berasal dari Blitar dan Ibu Kamsir asli Rungkut Surabaya.
8. Agama.
Seisi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruh pada status kesehatan.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga perbulan > Rp. 500.000,- yang diperoleh dari hasil kerja Pak Kamsir jika kondisinya sehat, usaha Bu Kamsir membutat krupuk dan 4 buah kamar dikostkan. Pak Kamsir dan Ibu mengatakan dari penghasilan yang ada cukup unuk biaya makan, minum, berobat dan beli pakaian serta biaya sekolah anak.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
  • Anak-naka kadang memancing, bermain dan berkunjung ke rumah teman, mendengar radio dan menonton TV bersama Pak Kamsir dan Ibu.
  • Sesekali keluarga mengunjungi sanak famili Pak Kamsir di Blitar atau bersendagurau dengan penghuni kost.
II.    Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1.    Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
2.    Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Anak I berusia 18 tahun dan sedang sekolah. Bapak dan Ibu Kamsir mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3.    Riwayat keluarga inti :
Bapak dan Ibu Kamsir mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan tertentu. Hanya pada usia mudanya pak Kamsir pernah menderita penyakit batu ginjal yang sedianya akan dioperasi dokter, tetapi akhirnya hancur sendiri tanpa operasi. Mengenai anak-anak dikatakan tidak pernah menderita penyakit berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Saat ini pak Kamsir sedang menderita penyakit “BRONCHITIS KRONIS” berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung Anyar sejak lebih dari 2 tahun lalu.
4.    Riwayat keluarga sebelumnya :
Pak Kamsir mempunyai saudara 5 orang dan Pak Kamsir anak bungsu (ke enam). Ke empat saudaranya masih hidup kecuali anak ke lima sudah meninggal dengan riwayat sakit yang tidak diketahui persis. Ibu Kamsir mempunyai saudara 4 orang denan Ibu Kamsir sebagai anak bungsu (ke lima). Anak sulung sudah meninggal dengan riwayat sakit yang juga tidak diketahui persis.

III.    Lingkungan
1.    Karakteristik rumah :
Luas rumah 48 m2 dengan panjang 12 m dan lebar 4 m. terdiri dari 2 kamar tidur, satu kamar mushola, satu WC, satu kamar mandi, tanpa gudang, satu biuah dapur dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela rumah terdapat diruang tamu dengan posisi menghadap ke timur, satu buah diruang tengah menghadap ke utara, satu buah dimushola dan di kamar tidur masing-masing satu buah. Secara umum sistem ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah sangat kurang. Barang-barang diletakkan dilorong/ruang tengah dan di ruang belakang depan dapur dan mushola. Tidak mempunayi septi tank. WC permanent dibuat saluran pembuangan langsung ke kali kecil di belakang rumah. Sumebr air minum dari PAM yang dibeli secara ecertan (tidak berupa pipa permanent). Sumber air bersih untuk memcuci digunakan sumur. Kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar sehingga banyak asap dalam rumah keluar rumah. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepaskan alas kaki sehingga kesanya banya debu/tanah.
Berhubung ulasan diatas atas penelitian dari saya,saya tidak bisa memberikan keseluruhan filenya jika berminat bisa meninggalkan comen di bawah ini..Terima Kasih..

2 Responses to "Asuhan Keperawatan Dan Diagnosa Keperawatan Keluarga Bronkitis Terbaru 2016"

Tambahkan Komentar Anda