Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang .Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas perawat dan keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991).
Sedangkan Pengertian Dokumentasi Keperawatan berbasis Komputer (Computerized nursing documentation) adalah suatu modul keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat.Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies.
Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan lengkap.Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut Griffiths dan Hutchings (1999), perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.
Pendokumentasian Asuhan KeperawatanSedangkan Pengertian Dokumentasi Keperawatan berbasis Komputer (Computerized nursing documentation) adalah suatu modul keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat.Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies.
Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan lengkap.Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut Griffiths dan Hutchings (1999), perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan.
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. ( Hariyati, RT., th 1999).
Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar. ( Hariyati, RT., 2002).
Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau berbasis komputer. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses keperawatan berbasis komputer. Namun informasi keperawatan yang tersedia belum terstandarisasi. Namun dengan kemajuan yang pesat pada teknologi informasi maka diharapkan perawat akan memanfaatkan teknologi tersebut pada dokumentasi keperawatan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan.
Sistem Informasi Manajemen KeperawatanMasalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. ( Hariyati, RT., th 1999).
Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar. ( Hariyati, RT., 2002).
Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau berbasis komputer. Sampai saat ini sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses keperawatan berbasis komputer. Namun informasi keperawatan yang tersedia belum terstandarisasi. Namun dengan kemajuan yang pesat pada teknologi informasi maka diharapkan perawat akan memanfaatkan teknologi tersebut pada dokumentasi keperawatan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan.
Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999).
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sistem Informasi manajemen sudah asuhan keperawatan berkembang di luar tahun sekitar Negri 1992, di mana pada bulan 9 thn 1992, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw, T., 1993).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan Nasional yaitu Informasi kesehatan 2010. (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk membangun informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum terealisasa.Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat giat di Rumah Sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat Dari segi efisien, dan produktifitas.
Dengan yang sistem dokumentasi berbasis pengumpulan komputer dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber Dari penelitian, dapat melihat kelanjutan Dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya Dari pelayanan kesehatan. (Liaw, T. 1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat yang telah tersimpan dapat dibandingkan dilaksanakan cepat lebih Bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.
Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi kesehatan komputer yang menerapkan, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan pendokumentasian internasional seperti: ANA, Nanda, NIC.(Nursing Interventions Classification, 2000).
Sistem informasi manajemen berbasis menjadi dapat komputer pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan / pengambil keputusan di keperawatan(Eko, I. 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem manajemen informasi yang berbasis dalam komputer digunakan dapat menghitung tidur tempat pemakaian / per pasien, nosokomial angka, penghitungan sebagainya dan keperawatan. Dengan adanya yang akurat pada keperawatan Maka ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi yang tim kesehatan lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam keperawatan pelaksanaan riset secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya. (Udin,and Martin 1997).
Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia banyak masih mengalami kendala. Hal ini mengingat komponen komponen-yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.
Kendala SIM yang lain kekahawatiran hilangnya data. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU 8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa kertas lembaran, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman. Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian komputer, dan kebakaran.
Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber Daya keperawatan, sumber Dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan lain kesehatan tim.
Sampai saat ini implementasi sistem informasi manajemen baik di Rumah Sakit maupun di masyarakat giọt sangat masih, perawat bahkan masih banyak yang tidak sistem apa mengenal manajemen informasi yang keperawatan berbasis komputer tersebut. Namun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan ilmu pengetahuan Maka beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Kota lain sudah menerapkan informasi yang keperawatan berbasis computer.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia juga mempunyai kontribusi dalam pengembangan informasi keperawatan. Fakultas ilmu keperawatan telah mempunyai informasi asuhan keperawatan dan manajemen dalam informasi untuk perawat manajer. Media ini sangat berguna dalam menyokong proses pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam menyongsong globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut peserta didik diharapkan mampu bersaing, namun tentunya tak cukup hanya dalam proses proses pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus belajar dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan.
Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun (2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan.
Program-Program Yang Dirancang Dalam SISTEM INFORMASI MANAGER (SIM) KeperawatanSistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999).
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sistem Informasi manajemen sudah asuhan keperawatan berkembang di luar tahun sekitar Negri 1992, di mana pada bulan 9 thn 1992, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw, T., 1993).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan Nasional yaitu Informasi kesehatan 2010. (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk membangun informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum terealisasa.Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat giat di Rumah Sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat Dari segi efisien, dan produktifitas.
Dengan yang sistem dokumentasi berbasis pengumpulan komputer dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber Dari penelitian, dapat melihat kelanjutan Dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya Dari pelayanan kesehatan. (Liaw, T. 1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat yang telah tersimpan dapat dibandingkan dilaksanakan cepat lebih Bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.
Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi kesehatan komputer yang menerapkan, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan pendokumentasian internasional seperti: ANA, Nanda, NIC.(Nursing Interventions Classification, 2000).
Sistem informasi manajemen berbasis menjadi dapat komputer pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan / pengambil keputusan di keperawatan(Eko, I. 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem manajemen informasi yang berbasis dalam komputer digunakan dapat menghitung tidur tempat pemakaian / per pasien, nosokomial angka, penghitungan sebagainya dan keperawatan. Dengan adanya yang akurat pada keperawatan Maka ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi yang tim kesehatan lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam keperawatan pelaksanaan riset secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya. (Udin,and Martin 1997).
Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia banyak masih mengalami kendala. Hal ini mengingat komponen komponen-yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.
Kendala SIM yang lain kekahawatiran hilangnya data. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU 8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa kertas lembaran, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman. Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian komputer, dan kebakaran.
Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber Daya keperawatan, sumber Dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan lain kesehatan tim.
Sampai saat ini implementasi sistem informasi manajemen baik di Rumah Sakit maupun di masyarakat giọt sangat masih, perawat bahkan masih banyak yang tidak sistem apa mengenal manajemen informasi yang keperawatan berbasis komputer tersebut. Namun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan ilmu pengetahuan Maka beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Kota lain sudah menerapkan informasi yang keperawatan berbasis computer.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia juga mempunyai kontribusi dalam pengembangan informasi keperawatan. Fakultas ilmu keperawatan telah mempunyai informasi asuhan keperawatan dan manajemen dalam informasi untuk perawat manajer. Media ini sangat berguna dalam menyokong proses pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam menyongsong globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut peserta didik diharapkan mampu bersaing, namun tentunya tak cukup hanya dalam proses proses pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus belajar dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan.
Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun (2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan.
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan antara lain :
a. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.
b. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
e. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan..
f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.
g. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada.
h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.
i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.
j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
k. Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
l. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat
m. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
n.Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
o. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum
Penerapan Komputerisasi Dalam Dokumentasi Keperawatana. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.
b. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
e. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan..
f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.
g. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada.
h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.
i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.
j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
k. Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
l. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat
m. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
n.Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
o. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan berbasis komputer, walaupun demikian pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini mempunyai banyak kelemahan. Menurut Hariyati, RT (1999) pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian seperti yang telah diuraikan diatas sistem ini memuat standar asuhan keperawatan, standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring aktifitas perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat
Hal sesuai dengan pendapat Jasun (2006) yang mengatyakan bahwa Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan perlu diterapkan untuk pendokumentasian keperawatan pada masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh pernyataan Sitorus (2006) yang mengatakan bahwa pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau berbasis komputer. Namun terbukti bahwa penerapan berbasis komputer memberikan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu untuk mendukung proses profesionlisme keperawatan di Indonesia, penerapan dokumentasi berbasis komputer menjadi sangat penting.
KesimpulanOleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian seperti yang telah diuraikan diatas sistem ini memuat standar asuhan keperawatan, standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring aktifitas perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat
Hal sesuai dengan pendapat Jasun (2006) yang mengatyakan bahwa Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen keperawatan perlu diterapkan untuk pendokumentasian keperawatan pada masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh pernyataan Sitorus (2006) yang mengatakan bahwa pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau berbasis komputer. Namun terbukti bahwa penerapan berbasis komputer memberikan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu untuk mendukung proses profesionlisme keperawatan di Indonesia, penerapan dokumentasi berbasis komputer menjadi sangat penting.
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan.
2. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan
1. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan.
2. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan
0 Response to "Komputerisasi Dalam Dokumentasi Keperawatan Terbaru 2016"
Post a Comment
Tambahkan Komentar Anda