Askep Pada Spina Bifda (Pengertian,Penanganan,Pencegahan Dan Pengobatan)



ASKEP PADA SPINA BIFIDA


PENGERTIAN :

KEGAGALAN PENYATUAN LAMINA VERTEBRALIS DARI KOLUMNA SPINALIS
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
SPINA BIFIDA TERBAGI MENJADI 2 MACAM :
       SPINA BIFIDA OKULTA : defek penutupan dengan meninges tidak terpajan di permukaan kulit. Defek vertebranya kecil umumnya pada daerah lumbosakral. Kelainan eksternal (terdapat pada 50 % kasus), dapat berupa seberkas rambut, nervus, atau hemangioma.
       SPINA BIFIDA SISTIKA : defek penutupan yang menyebabkan penonjolan medula spinalis dan pembungkusnya. Hidrosepalus terdapat pada 20% kasus spina bifida sistika.
       Meningokel  adalah benjolan yang terdiri dari meninges dan sebuah kantong berisi cairan serebro spinalis (CSS),penonjolan ini tertutup oleh kulit biasa. Tidak ada kelainan neurologik dan medula sinalis tidak terkena. Umumnya terdapat pada daerah lumbosakral atau di sakral.
       Mielomeningokel : penonjolan meningen dan sebagian dari medula spinalis, selain kantong yang berisi CSS. Daerah lumbal atau lumbosakral merupakan daerah yang paling sering terkena.
       Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida: Hidrosefalus, Siringomielia dan Dislokasi pinggul.
Penyebab spina bifida :
    Secara spisifik belum diketahui tetapi banyak faktor seperti :
  1. Keturunan / genetik.
  2. Faktor lingkungan (nutrisi, radiasi, obat-obatan dll)
      Diduga ikut terlibat dalam terjadinya defek ini. Tuba neural umumnya lengkap pada usia 4 minggu setelah konsepsi.
Hal-hal berikut ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab antara lain :
       Kadar vitamin maternal yang rendah, termasuk kekurangan konsomsi asam folat.
       Hypertermia selama masa kehamilan.
    Diperkirakan bahwa hampir 50% defek tuba neural dapat dicegah jika wanita mengkonsumsi vitamin prakonsepsi termasuk asam folat.
Insiden spina bifida :
       Setiap tahun kira-kira 2.500 bayi lahir dengan defek tuba neural.
       Di Amerika Serikat, insidennya 1 dari 1.000 kelahiran hidup.
       Resiko mendapat kelainan akan meningkat pada anak ke 2.
       Perempuan lebih sering terkena dari pada laki-laki.
Manifestasi Klinis :
akibat  spina bifida terjadi sejumlah disfungsi pada rangka , kulit, genitourinaria tetapi semuanya tergantung dari bagian medula spinalis yang terkena.
       Kelainan motoris, sensoris, refleks dan sfinter …. dapat terjadi dengan derajat keparahan yang berfariasi.
       Paralisis flaksid pada tungkai; hilangnya sensasi dan refleks.
       Hidrosephalus.
       Skoliosis.
       Fungsi kandung kemih dan usus bervariasi dari normal sampai tidak efektif.
Komplikasi :
       Paralisis serebri.
       Retaldasi mental.
       Atropi Optik.
       Epilepsi.
       Osteoporosis.
       Fraktur (akibat penurunan massa otot).
       Ulserasi, cidera, dekubitus yang tidak sakit.
Penatalaksanaan Medis dan Bedah :
       Pembedahan mielomeningokel dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah ruptur.
       Perbaikan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi hydrosepalus dilakukan saat kelahiran.
       Pencakokan kulit dilakukan jika lesinya besar.
       Antibiotik profilaksis diberikan untuk mencegah meningitis.
       Intervensi keperawatan yang dilakukan tergantung dari ada tidaknya disfungsi dan berat ringannya disfungsi pada berbagai sistem.
Pengkajian Keperawatan :
       Pengkajian muskuloskeletal dan neurologis.
       Kaji interaksi orang tua dengan bayinya dan kemampuan koping mereka terhadap kondisi anak.
       Kaji luasnya keterlibatan motoris dan sensoris serta adanya reflek-reflek.
       Kaji adanya tanda dan gejala dehidrasi atau kelebihan cairan.
       Kaji kebutuhan orang tua akan kebutahan informasi dan dukunagan pra dan pasca pembedahan.
       Kaji adanya drainase luka dan tanda-tanda infeksi.
       Kaji kemampuan orang tua dan anak untuk menatalaksanaan program pengobatan di rumah.
Diagnosa Keperawatan :
       Kerusakan mobilitas fisik.
       Resiko tinggi infeksi.
       Resiko tinggi cidera.
       Perubahan pola eliminasi uri ( inkontinensia total)
       Inkontinensian usus.
       Kerusakan integritas kulit.
       Gangguan citra diri.
       Perubahan pola seksual.
       Perubahan proses keluarga.
       Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan.
       Resiko tinggi penatalaksanaan program terapi tidak efektif.

Intervensi Keperawatan Pra-bedah :
  1. Anjurkan orang tua untuk mengungkapkan rasa berduka karena kehilangan anak yang “sempurna”
       Perasaan bersalah
       Perasaan marah.
       Perasaan ketidak mampuan menjadi orang tua bagi si bayi.
       Perasaan kewalahan oleh keadaan dan ketidaktahuan. 

  1. Beri dukungan emosional kepada orang tua.
  2. Pantau tanda-tanda vital bayi dan status neurologinya.
  3. Tingkatkan hidrasi dan status nutrisi prabedah yang optimal.
       pantau hidrasi dan kelebihan cairan.
       Pantau pemberian cairan per oral dan intravena.
       Timbang BB setiap hari. 

  1. Pertahankan integritas defek dan cegah cidera lebih lanjut dengan :
       Pantau adanya tanda dan gejala demam-infeksi, drainase, bau, bengkak dan merah.
       Pertahankan anak pada posisi tengkurap.
       Pertahankan sterillitas balutan.

  1. Siapkan orang tua dan bayi untuk pembedahan
Intervensi Keperawatan Pasca-bedah :

  1. Pertahankan asupan nutrisi dan cairan.
      Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
      Pantau bising usus.
      Pantau pemberian cairan IV.
      Timbang dan catat berat badan setiap hari.
  1. Pantau adanya tanda dan gejala infeksi.
      Demam.
      Drainase dari luka oporasi.
      Kemerahan dan inflamasi.
  1. Bantu penyembuhan luka operasi, gunakan teknik steril ketika mengganti dan menguatkan balutan.
  2. Pantau tanda-tanda vital dan status neurologi.
      Pantau suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
      Lakukan pengkajian neurologi.
      Pantau lingkar kepala.
      Beri dukungan emosional pada orang tua. 

Perawatan di Rumah :

1.   Ajarkan pada orang tua tentang pelaksanaan pelatihan jangka panjang terhadap usus dan kandung kemih.

a)      Pelatiahan kandung kemih :
      Pencegahan infeksi kandung kemih.
      Modifikasi diet untuk kontrol kandung kemih.
      Pencegahan dikubitus, peningkatan rentang gerak dan mobilitas serta pentingnya perawatan diri.
b)      Pelatihan Usus
      Makan berserat tinggi .
      Penggunaan pelunak feses (mis. Gliserin)
      Penggunaan laksantif 

2. Beri informasi pada orang tua dan anak tentang teknik-teknik yang memfasilitasi mobilitas dan kemandirian.

       Penggunaan gips, alat koreksi (tidak hanya memberikan mobilitas dan kemandirian, tetapi juga mencegah osteoporosis dan kontraktur).
       Penggunaan kursi roda dan alat bantu lain.
       Program terapi fisik.
       Prosedur bedah terhadap jaringan lunak, tulang.
       Beri pendidikan pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan normal serta penyimpangan-penyimpangannya dari normal.
       Instruksikan pada remaja dan berikan informasi tentang beberapa hal khusus.

0 Response to "Askep Pada Spina Bifda (Pengertian,Penanganan,Pencegahan Dan Pengobatan)"

Post a Comment

Tambahkan Komentar Anda